Waduh, begitu kata teman saya yang merupakan teknisi televisi, Apa kita nanti membayar liat TV, Apa saya juga harus beli TV baru dengan nada bingung, Trus gimana kalau Siaran Tv analog di hapus diganti TV digital, bagaiamana proses penyiarannya, kualitas gambar dan suaranya gimana dan lain-lain. Justru malah pengalihan siaran analog kedigital malah itu hal yang positif kenapa karena kita tidak akan mengenal bintik-bintik gambar di TV yang masih kita alami saat ini, dimana TV siaran analog saaat ini semakin jauh kita dari pusat pemancar TV maka TV kita akan semakin banyak bintik-bintiknya, Nah di siaran digital yang pada tahun 2018 akan selesai masa peralihan maka siaran TV selama mendapat sinyal gambarnya akan bersih layaknya kita menonton DVD enak bukan. Siaran ini masih menggunakan spektrum frekuensi yang sama yaitu VHF dan UHF jadi untuk antenanya kita masih bisa menggunakan antena yang lama. Tapi kita butuh alat namanya STB (Set Top Box) sebagai alat penerima TV digital dipasangkan ke TV biasa seperti memasang VCD. Ok disina penulis akan menjelaskan secara terperinci
Aturan Pemerintah
sumber :http://tvdigital.kominfo.go.id/ (situs resmi pemerintah peralihan TV abalog ke digital)
Siaran TV digital akan dimulai tahun depan (2012). Era penyiaran digital sudah di depan mata. Masyarakat akan dapat menikmati konten siaran yang lebih berkualitas dan beragam secara free-to-air. Hal ini dapat terjadi karena tepat pada tanggal 22 November yang lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika selaku regulator telah menetapkan Peraturan Menteri Kominfo No.22/PER/M.KOMINFO/11/2011 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (free to air).
Regulasi ini merupakan bentuk dukungan pemerintah dalam rangka implementasi migrasi dari sistem penyiaran TV analog ke digital. Peraturan ini tidak serta merta ditetapkan tanpa melibatkan para pelaku industri penyiaran dan masyarakat yang akan merasakan dampak transisi teknologi ini. Serangkaian kegiatan seminar/workshop/focus group discussion hingga uji publik yang melibatkan banyak pihak telah dilakukan dalam rangka penyusunan dan penyempurnaan peraturan tersebut.
Salah satu poin penting yang tertuang dalam Permen tersebut adalah adanya periode simulcast yaitu masa dimana konten siaran baik secara analog maupun digital akan disiarkan selama periode tertentu hingga Analog Switch Off (ASO). Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat memiliki waktu untuk beralih ke siaran TV digital. Selain itu, pemerintah berkewajiban untuk tidak mengurangi hak-hak masyarakat mendapatkan informasi dan hak-hak lembaga penyiaran dalam melakukan kegiatan penyiaran. Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan, pemerintah, masyarakat dan pelaku industri agar mempersiapkan diri memasuki era baru teknologi penyiaran televisi digital. (@Ndra)
Apa Maksud Analog Switch Off (ASO)
Analog Switch Off adalah periode dimana siaran analog dihentikan dan diganti dengan siaran digital. ASO sudah dilakukan secara total di beberapa negara di dunia diantaranya Inggris, Belanda, Norwegia, Jerman, Swedia, Italia, dll. Seluruh negara di dunia lainnya termasuk di kawasan ASEAN juga sedang melakukan proses transisi ke penyiaran digital. Indonesia akan melakukan ASO secara total tahun 2018.
Gambar pemrosesan siaran digital
Unduh
1. Kondisi global implementasi TV Digital
2. Keuntungan atau manfaat penyiaran TV Digital
3. Tahapan digitalisasi penyiaran
4. Zona layanan penyiaran multipleksing
5. Roadmap infrastruktur penyiaran TV Digital
6. Komitmen Penyelenggaraan TV Digital
7. Peraturan Menteri Kominfo tentang Implementasi TV Digital
8. Peraturan Menteri Kominfo tentang Standard TV Digital DVB-T2
Peraturan Menteri Kominfo No. 22/PER/M.KOMINFO/11/2011
Iklan tentang TV digital
DVBT2 dan DVB T
Pemerintah mengubah kebijakan standar siaran FTA DVB-T menjadi DVB-T2 pada awal 2012, maka dari itu sebagai pembelajaran bahwa perangkat yang Anda beli menjadi mutlak harus menggunakan perangkat penerima yang sudah DVB-T2, karena kelak semua stasiun televisi mau tidak mau harus menggunakan jalur tersebut. Tanyakan pada Penjual apakah perangkatnya sudah DVB-T2 apa belum, apabila belum ada baiknya Anda menunda untuk membelinya.
Berikut ini adalah logo DVB, Anda harus bisa membedakannya:
DVB-T2 adalah pengembangan lebih lanjut dan lebih canggih daripada DVB-T, ada banyak perbedaan di sana sini. Sebenarnya saya sendiri belum banyak mengetahui perbedaannya, dari hasil surfing di Google ada yang mengatakan sebenarnya perbedaan kedua tehnologi yang hampir sama namanya itu adalah sangat signifikan, bahkan ada yang bertanya disitu apakah perangkat bisa diubah dari DVB-T menjadi DVB-T2 melalui prosedur UPGRADE, ada yang menjawab sama sekali tidak bisa, dan ada yang menjawab bahwa beliau pernah membuka tuner keduanya, komponennya hampir sama, beliau menyatakan bahwa kelak akan ada sebuah cara untuk meng-upgrade firmwarenya saja sehingga perangkat DVB-T bisa digunakan untuk menangkap siaran DVB-T2. Ada juga yang mengatakan bahwa walaupun perangkatnya DVB-T tapi disitu sudah support encoding MPEG-4, perangkat itu harusnya bisa menangkap siaran DVB-T2. Tentu saja saat ini semua itu masuk akal dan masih dimungkinkan.
Secara umum perbedaanya adalah sebagai berikut:
DVB-T | DVB-T2 | |
---|---|---|
Input Interface | Single Transport Stream (TS) | Multiple Transport Stream and Generic Stream Encapsulation (GSE) |
Modes | Constant Coding & Modulation | Variable Coding & Modulation[19] |
Forward Error Correction (FEC) | Convolutional Coding + Reed Solomon 1/2, 2/3, 3/4, 5/6, 7/8 | LDPC + BCH 1/2, 3/5, 2/3, 3/4, 4/5, 5/6 |
Modulation | OFDM | OFDM |
Modulation Schemes | QPSK, 16QAM, 64QAM | QPSK, 16QAM, 64QAM, 256QAM |
Guard Interval | 1/4, 1/8, 1/16, 1/32 | 1/4, 19/256, 1/8, 19/128, 1/16, 1/32, 1/128 |
Discrete Fourier transform (DFT) size | 2k, 8k | 1k, 2k, 4k, 8k, 16k, 32k |
Scattered Pilots | 8% of total | 1%, 2%, 4%, 8% of total |
Continual Pilots | 2.6% of total | 0.35% of total |
Sumber: Wikipedia & http://tvdigitaljogja.blogspot.com
Tentang TV Digital
Sumber : http://id.wikipedia.org
Siaran televisi digital terestrial adalah siaran yang menggunakan frekuensi VHF/UHF seperti halnya penyiaran analog, tetapi dengan konten yang digital. Sistem ini menyediakan transmisi digital satu arah melalui jaringan tranmisi berbasis darat (land-based transmitter) yang bisa diterima antena TV UHF konvensional.
Deskripsi
Perbedaan yang paling mendasar antara sistem penyiaran televisi analog dan digital terletak pada penerimaan gambar lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan gambar menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada sistem digital, siaran gambar yang jernih akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi. Dapat dikatakan, siaran digital hanya mengenal dua kondisi status, terima (kode 1) atau tidak (kode 0).
Siaran televisi digital terestrial berisikan siaran stasiun-stasiun televisi yang beroperasi secara free-to-air, sehingga masyarakat tidak dipungut bayaran untuk menonton. Siaran televisi digital ini dapat diterima di televisi analog dengan memanfaatkan perangkat Digital Set Top Box (STB)/Digital Receiver/DVB-T Receiver yang mengubungkan antena dengan televisi analog. Dengan kata lain Digital STB adalah sebuah dekoder untuk mengubah sigyal digital menjadi gambar dan suara dan menampilkannya pada pesawat televisi analog.
Siaran televisi digital sendiri memiliki beberapa standar yang berbeda di berbagai negara. Setidaknya terdapat tiga standar utama yaitu sistem DVB di Eropa, ATSC di Amerika Serikat, dan sistem Jepang menggunakan ISDB. Hal ini merupakan kelanjutan dari tiga standar TV analog, yaitu PAL (Eropa), NTSC (Amerika) dan SECAM (Jepang) . Standar DVB Eropa adalah standar yang paling banyak dianut oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Sementara standar siaran untuk televisi digital terestrial sendiri seringkali disebut dengan istilah DVB-T (Digital Video Broadcasting-Terrestrial).
Keunggulan
Kualitas gambar dan suara
Siaran televisi digital terestrial menyajikan gambar dan suara yang jauh lebih stabil dan resolusi lebih tajam ketimbang analog. Hal ini dimungkinkan oleh penggunaan sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) yang mampu mengatasi efek lintas jamak (multipath). Pada sistem analog, efek lintasan jamak menimbulkan echo atau gaung yang berakibat munculnya gambar ganda (seakan ada bayangan).
Penyiaran televisi digital menawarkan kualitas gambar yang sama dengan kualitas DVD, bahkan stasiun-stasiun televisi dapat memancarkan programnya dalam format 16:9 (layar lebar) dengan standar Standard Definition (SD) maupun High Definition (HD). Kualitas suara pun mampu mencapai kualitas CD Stereo, bahkan stasiun televisi dapat memancarkan suara dengan Surround Sound (Dolby DigitalTM).
Tahan perubahan lingkungan
Siaran televisi digital terestrial memiliki ketahanan terhadap perubahan lingkungan yang terjadi karena pergerakan pesawat penerima (untuk penerimaan mobile TV), misalnya di kendaraan yang bergerak, sehingga tidak terjadi gambar bergoyang atau berubah-ubah kualitasnya seperti pada TV analog saat ini.
Tahan terhadap efek interferensi
Teknologi ini punya ketahanan terhadap efek interferensi, derau dan fading, serta kemudahannya untuk dilakukan proses perbaikan (recovery) terhadap sinyal yang rusak akibat proses pengiriman atau transmisi sinyal. Perbaikan akan dilakukan di bagian penerima dengan suatu kode koreksi error (error correction code) tertentu.
Efisiensi spektrum/kanal
Teknologi siaran televisi digital lebih efisien dalam pemanfaatan spektrum dibanding siaran televisi analog. Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk siaran televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF maupun UHF. Sedangkan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6, artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital untuk lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplex dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya.
Dalam bahasa yang sederhana, ini berarti dalam satu frekuensi dapat digunakan untuk enam siaran yang berbeda. Ini jauh lebih efisien dibanding dengan siaran analog dimana satu frekuensi hanya untuk satu siaran saja. Dengan keunggulan ini, keterbatasan jumlah kanal dalam spektrum frekuensi siaran yang menjadi penghambat perkembangan industri pertelevisian di era analog dapat diatasi dan memungkinkan munculnya stasiun-stasiun televisi baru yang lebih banyak dengan program yang lebih bervariasi.
Standar Siaran
Terdapat tiga standar utama yang digunakan di dunia internasional mengenai siaran televisi digital yaitu DVB di Eropa, ATSC di Amerika Serikat, dan sistem Jepang menggunakan ISDB. Perbedaan standar yang digunakan oleh masing-masing negara ini lebih disebabkan oleh masalah preferensi teknologi, kemudahan adaptasi, bahkan hingga masalah nasionalisme. Meskipun demikian, standar-standar ini sedang dalam proses penyatuan format sehingga akan lebih mudah dan murah proses adopsinya ke seluruh dunia.
Penentuan standar ini menjadi penting karena apabila salah menentukan pilihan bisa jadi teknologi yang diadopsi ternyata tidak cocok digunakan di dalam negeri dan mengakibatkan kerugian terhadap investasi publik. Hal ini pernah terjadi di Indonesia ketika pemilihan teknologi Betamax untuk siaran analog. Sebagai catatan, pada saat Indonesia memilih teknologi Betamax ternyata negara lain menggunakan teknologi VHS. Teknologi Betamax lambat laun jauh tertinggal dan akhirnya tidak bisa digunakan. Ini menyebabkan masyarakat yang telah membeli teknologi Betamax mengalami kerugian material karena teknologi tersebut tidak bisa digunakan. Maka, perlu dipilih standar yang benar-benar layak agar rancangan yang akan dijalankan dapat digunakan sebagai senjata pamungkas untuk mengatasi masalah yang selama ini ada dalam dunia penyiaran di Indonesia.
Untuk keperluan penetapan standar televisi digital terestrial ini, pemerintah Indonesia membentuk Tim Nasional Migrasi Sistem Penyiaran dari Analog ke Digital yang bertugas melakukan kajian dan uji coba terhadap beberapa standar penyiaran televisi digital terestrial yang ada . Dari hasil kajian tim tersebut, diputuskan bahwa di Indonesia digunakan standar DVB-T (Digital Video Broadcasting–Terrestrial)untuk televisi tidak bergerak.
Efisiensi kanal dan pertumbuhan industri pertelevisian
Efisiensi kanal pada siaran digital yang berbanding 1:6 dengan analog memungkinkan pertumbuhan siaran-siaran televisi baru yang selama ini terkendala keterbatasan frekuensi yang bisa digunakan. Sistem siaran digital memungkinkan setiap spektrum frekuensi radio dapat digunakan utuk menyiarkan enam kanal transmisi/program siaran. Jadi, jika sebelumnya satu spektrum frekuensi siaran hanya dipakai oleh satu stasiun televisi maka dengan siaran digital spektrum tersebut dapat digunakan oleh enam stasiun televisi secara bersamaan dengan program yang bervariasi tentunya.
Diprediksi tren yang akan berkembang nanti adalah satu penyelenggara televisi digital akan meminta spektrum dalam jumlah yang cukup besar, artinya tidak cukup hanya 1 (satu) kanal pembawa melainkan lebih. Ini dikarenakan dalam prakteknya nanti penyelenggara, yang berbentuk konsorsium yang terdiri dari enam stasiun televisi seperti KTDI, hanya akan berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan yang mentransfer program dari stasiun-stasiun televisi lain yang ada di dunia menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini. Walaupun demikian untuk membuka kesempatan bagi pendatang baru di dunia TV siaran digital ini, dapat ditempuh pola Kerja Sama Operasi antar penyelenggara TV yang telah mapam dengan calon penyelenggara TV digital baru. Sehingga di kemudian hari penyelenggara TV digital dapat dibagi menjadi "network provider" dan "program/content provider".
Konvergensi dan Interaktivitas
Frekuensi yang digunakan dalam siaran televisi digital melalui kanal VHF dan UHF (170-230 MHz dan 470-890MHz) sebenarnya tidak sekedar diperuntukkan untuk siaran televisi saja melainkan juga bisa digunakan untuk internet, komunikasi data, bahkan telepon, mengingat kemampuan komunikasi duplex (dua arah) yang dapat dilakukan pada teknologi televisi digital ini. Interaktivitas sendiri diartikan fungsi kritis yang mengubah keseluruhan konsep dari televisi yang menempatkan pemirsa sebagai pemegang kontrol . Dengan melihat fungsi lama televisi dan kemampuannya utuk terhubung dengan internet, televisi menjadi kanal komunikasi yang sangat kuat dan mampu menjangkau seluruh sektor masyarakat.
Televisi interaktif dapat terikat kepada individu secara personal yang memungkinkan seperangkat layanan dihantarkan ke rumah. Pemirsa juga bisa menggunakan televisi interaktif untuk mengirim e-mail, home shopping, dan memainkan game favoritnya. Namun demikian, pemirsa tetap akan menggunakan televisi secara pasif, sebagaimana fungsi aslinya, tetapi kemudian akan terbiasa untuk menggunakan fungsi yang lebih maju seperti fitur-fitur interaktif. Fitur-fitur itu antara lain: layanan data dengan menu Bahasa Indonesia, informasi ramalan cuaca, keadaan lalu lintas, keuangan, peringatan dini bencana alam, berita, dan dapat dilengkapi dengan sarana pengukuran rating TV.
pemasangan STB & harga
Sumber : http://hadiyanta.com
Anda harus beli STB DVB-T2 jangan beli STB DVB-T, berbeda antara STB DVB-T2 dan STB DVB-T. dari peraturan pemerintah indonesia mengguakan STB DVB-T2 yang merupakan versi terbarunya siaran digital
Foto diatas adalah Set Top Box (STB) ukurannya cuma kecil saja, ada remotenya dan ada adaptor juga ada kabel audio video.
Pada foto diatas adalah bagian belakang STB, terlihat colokan ANT IN, ini artinya ujung antena yang biasanya kita colokin ke bagian colokan pesawat televisi di sisi belakang, maka itu kita cabut, lalu kita colokin ke ANT IN (antena input) ini. Lalu gantian kita lihat ada colokan Video (warna kuning), Colokan Audio L (Left) yang warna putih, dan Audio Right (warna merah), maka kita ambil saja kabel bawaan STB, lalu kita colokin sesuai warnanya, kebangeten kalau sampai keliru ya. Terus selanjutnya lihat colokan power ada di sisi kanan bawah pada foto diatas, kita ambil adaptor bawaan STB, lalu ujungnya kita colokin ke lubang DC IN, jangan lupa nanti adaptornya kita colok ke Stop Kontak PLN.

Ini prakteknya Pada foto diatas terlihat jelas warna ujung kabel sesuai warna colokan, juga antena sudah dicolokin ke ANT IN juga.
Nah sekarang lihat foto diatas, ujung kabel audio video tadi jangna lupa colokin ke AV INPUT TV sesuai warnanya pula, jadi tidak bakal keliru. Dan lihat pula apakah ada tulisan khusus seperti tv yang saya pakai ini, kalau tv ini ada tulisan AV2 IN, itu artinya nanti saat tv dihidupkan, pilih yang AV2, karena entah kenapa tv ini ada AV1, AV2 dan AV3. Kalau kita pilih AV1 atau AV3, maka tidak ada gambar dari STB yang muncul, jadi harus AV2.
Langkah selanjutnya mari kita colokin kabel power Televisi dan kabel power adaptor ke stop kontak seperti foto diatas. Lalu pencet tombol Power di televisi dan di STB.
Inilah gambar yang akan muncul di layar televisi kita jika kita nyalakan tv dan STB, dan terhubung dengan benar, kadang kalau goyang dan kurang pas colokan videonya perlu di tekan tekan biar gambarnya muncul. Lalu setelah muncul ini, maka kita ambil remote STB dan kita geser kursor kekanan untuk setting mencari saluran tv secara manual atau otomatis, saya sarankan otomatis saja.
Dari foto diatas, tampak hasil dari pencarian otomatis, ini hanya dapat tiga saluran, karena baru transtv yang pemancar digitalnya ON AIR, ini adalah satu pemancar, dan baru diisi tiga saluran, karena natinya bisa maksimal sampai 12 saluran, tetapi sebenarnya idealnya adalah 6 sampai 8 saluran saja. Kenapa ada dua transtv? karena ini memang disengaja, satunya hanya kisaran 4Mbps, sedang satunya lagi kisaran 7Mbps, trans7 diset 4Mbps, sehingga total adalah kisaran 16Mbps, padahal yang tersedia maksimal hanya 30Mbps (duh semoga saya tidak salah kbps atau mbps, karena ini kemarin lihatnya kurang mengamati dengan seksama).
Kedua foto diatas adalah hasil saat kita pindah pindah saluran, akan tampak jendela keterangan seperti itu, yang atas adalah TRANSTV di saluran 003, yang bawah adalah TRANS7 disaluran 001.
Selesai sudah langkah demi langkah installasi STB ke pesawat televisi analog, prinsipnya pesawat televisi analog anda yang lama, serta antena yang biasanya dipakai, itu tidak dirubah apapun, hanya diberi tambahan alat STB saja yang cara pemasangannya seperti langkah-langkah diatas. Saran saya jika memang sudah punya STB, lebih baik antena di split (atau dicabang dua, satu masuk STB, satunya tetap masuk ke colokan antena pesawat televisi sebagaimana biasanya, hal ini karena saat ini baru transtv yang siaran digital, tentu saja besok akan diikuti oleh NETWORK PROVIDER yang lain, yaitu tvOne, Indosiar, GlobalTv, dan MetroTV, juga TVRI tentunya. Dengan masukan antena ke TV analog sebagaimana biasanya dan ke STB, maka kita bisa melihat siaran keduanya di pesawat tv kita, karena saat ini sampai Insya Allah tahun 2017 akhir, pemancar analog masih siaran juga, jadi analog dan digital akan siaran bareng sampai tahun 2017, nah kalau tahun 2018 anda belum punya tv digital DVB-T2 atau belum punya STB DVB-T2, maka pesawat tv analog sudah tidak bisa lagi digunakan.
Oh iya foto terakhir diatas adalah foto saya ambil di pemancar TRANSTV, yang atas adalah monitor televisi untuk pamancar analog, sedangkan yang bawah adalah monitor televisi untuk yang digital, tampak bahwa di dekat pemancar saja, tampilan monitor televisi analog ada seperti bayang bayang brur. Beda banget dengan monitor televisi yang bawah yang untuk menerima siaran digital, tampak gambarnya jernih tanpa gangguan. Ternyata siaran analog dan digital ada jeda waktunya, terlihat fotonya beda, kayaknya tadi duluan yang analog.
Jadi saya yakin seandainya semua televisi yang ada sekarang ini di jogja solo sudah siaran digital semua, yaitu ada 14 saluran tv, belum lagi nanti ditambah tv tv baru lainnya yang jumlah maksimalnya adalah 72 tv, maka masyarakat akan dengan suka rela berburu membeli STB DVB-T2 yang harganya di kisaran Rp. 50.000 sampai Rp. 400.000 tergantung fitur-fitur dalam STB itu yang menentukan harganya jadi makin mahal. Apalagi gelaran piala dunia 2014 yang akan disiarkan live gratis oleh antv dan tvOne, tentunya bagi pecandu bola, akan rela merogoh koceknya beli TV LED layar lebar banget yang sudha include receiver DVB-T2, ingat ya sodara-sodara, harus yang DVB-T2, pokonya mulai sekarang jangan beli TV baru kecuali sudah incluce receiver DBVB-T2, atau anda akan menyesal seperti sedulur saya di koboys yaitu lik Tiger Piceks yang beli TV LED merek terkenal tapi ternyata hanya DVB-T saja receivernya, sehingga dari rumahnya di Timoho cuma dapat siaran ADITV yang memang sudah siaran digital DVB-T sejak beberapa waktu yang lalu dari studionya di dekat UAD.
Informasi Tambahan Lokasi pemancar dan daftar chanet TV digital di Indonesia
Newer news items:
- Demi memberikan informasi Gunung Merapi ke masyarakat, TV MAN2 BANTUL akan mengudara 24 jam NONSTOP - Minggu, 08 November 2020 06:05
- Siswa MAN 2 Bantul Ikuti Bimwin Remaja Angkatan Kedua - Minggu, 11 Oktober 2020 16:11
- Evaluasi PPDB MAN 2 Bantul, Panitia Usulkan Perbaikan Alur Pendaftaran - Minggu, 11 Oktober 2020 16:08
- Ketua PPDB MAN 2 Bantul Laporkan Pelaksanaan Sukses Sesuai Target - Minggu, 11 Oktober 2020 16:07
- Ubah Mindset, Panitia PPDB MAN 2 Bantul Lakukan Evaluasi - Minggu, 11 Oktober 2020 16:05
Older news items:
- Pelaksanaan qurban 2013 - Sabtu, 19 Oktober 2013 10:20
- Ada gak sih manfaat pacaran ??? - Sabtu, 12 Oktober 2013 14:21
- Inggris Tambah Tentara "Cyber", Indonesia makin tambah pejabat pemerintah diciduk KPK tragis - Senin, 07 Oktober 2013 17:33
- BIMBINGAN TEKNIS TEKNOLOGI INFORMATIKA - Sabtu, 05 Oktober 2013 10:52
- Laporan Pemilos MAN Sabdodadi Bantul 2013 oleh siswa - Selasa, 01 Oktober 2013 12:24